Jumat, 08 Januari 2016

DAJAL DAN TANDA KIAMAT

     ORANG YG PERNAH BERTEMU DAJJAL



Yah,Tamim Ad Dari adalah orang yang pernah bertemu dengan Dajjal, sesungguhnya Dajjal sudah ada sejak Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam masih hidup, namun ia dibelengguh oleh Allah subhanahu wata'ala di suatu tempat. Tamim Ad Dari adalah seorang nasrani namun ia mendatangi Rasulullah untuk berbaiat dan masuk islam dan menceritakan semua kejadian yang ia lihat mengenai Dajjal, namun Rasulullah sudah mengetahui tentang Dajjal sebelum disampaikan langsung oleh Tamim Ad Dari. Berikut kisahnya ^__*
Dari Fatimah binti Qois ia berkata, "Aku mendengar penyeru Rasulullah`Shallallahu'alaihi wasallam menyeru, 'Ash Sholatu jaami'ah !' Lalu aku pun keluar menuju masjid dan sholat bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Aku berada pada shof wanita yang ada di belakang laki-laki secara langsung. Maka tatkala Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam telah menyelesaikan sholatnya beliau duduk di atas mimbar sambil tertawa seraya bersabda "Hendaklah setiap orang duduk di tempatnya masing-masing."Kemudian beliau bersabda, "Tahukah kalian mengapa aku mengumpulkan kalian? Mereka menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."Beliau bersabda, "Demi Allah, sesungguhnya aku tidaklah mengumpulkan kalian untuk memberikan anjuran atau ancaman. Akan tetapi, aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad Dari tadinya adalah seorang Nashrani lalu ia datang untuk berbaiat dan masuk islam. Ia menceritakan kepadaku dengan cerita yang sesuai dengan apa yang pernah aku ceritakan kepada kalian tentang Al Masih Ad Dajjal. Ia bercerita kepadaku bahwa ia berlayar dengan menggunakan kapal laut bersama tiga puluh orang dari Bani Lakhom dan Judzam, lalu badai mengombang-ambing mereka selama sebulan lamanya. Kemudian mereka berlabuh di sebuah pulau yang berada di tengah laut hingga matahari terbenam. Mereka pun duduk disampan-sampan kecil dan masuk ke dalam pulau. Disana mereka bertemu dengan makhluk ahlab (yang berambut banyak dan sangat tebal) yang dipenuhi dengan bulu yang tidak diketahui mana depan dan belakangnya karena sangat banyak rambutnya, mereka berkata, "Apakah engkau ini? Ia berkata, " Aku adalah Jassasah." Mereka bertanya kembali,"Aapakah Jassasah itu?" Ia berkata, "Wahai kaum! pergilah kepada orang yang berada di addair (rumah ibadah) itu, karena ia sangat ingin mengetahui kabar kalian."
Tamim berkata, "Ketika Jassasah menyebutkan kepada kami (tentang) seseorang, kami merasa takut jika ia adalah setan wanita, lalu kami pun pergi dengan cepat hingga masuk ke dalam addair. Ternyata di dalamnya terdapat orang yang sangat besar badannya yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Ia terikat dengan kuat, kedua tangannya disatukan dilehernya dan antara dua lutut sampai dua mata kakinya dengan besi. Kami berkata,"Celaka, apakah engkau ini?" Ia berkata, "Kelak kalian akan mengetahui kabarku, maka kabarkan kepadaku siapakah kalian?" Mereka berkata," Kami berasal dari bangsa Arab. Tadinya kami berlayar dengan kapal laut, tiba-tiba datanglah badai hingga mengombang-ambing kami selama sebulan, kemudian kami berlabuh ke pulaumu ini. Lalu kami duduk di sampan-sampannya dan masuk ke dalam pulau dan bertemu dengan mahluk yang dipenuhi dengan bulu, sehingga tidak diketahui mana depan dan belakangnya. "Kami berkata, "Apakah engkau ini?" Ia menjawab, "Aku adalah Jassasah ." Kami berkata, "Apakah Jassasah itu?" Ia berkata, "Pergilah kepada orang ini yang berada di dalamaddair karena ia sangat ingin mengetahui kabar kalian."Maka kami segera pergi kepadamu dan merasa takut darinya. Jangan-jangan ia adalah setan." Lalu Dajjal berkata, "Kabarkan kepadaku mengenai pohon kurma yang berada di Baisan (Yaqut Al Hamawi berkata, Ia adalah sebuah kota yang berada di Yordania dan terletak di semenanjung Syam, ada yang berkata bahwa ia adalah lidahnya bumi yang terletak antara Hauron dan Palestina). Kami berkata, "Mengenai apanya? Ia berkata," Mengenai pohonnya, apakah masih berbuah?" Kami berkata, "Ya, Masih." Ia berkata,"Sesungguhnya hampir-hampir ia tidak berbuah lagi."Ia kembali bertanya, "Kabarkan kepadaku tentang danau Thobariyah!" Kami berkata, "Mengenai apanya?" Ia berkata, "Apakah masih ada airnya?" Mereka menjawab, "Airnya masih banyak." Ia berkata, "Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan habis." Ia berkata lagi, "Kabarkan kepadaku mengenai mata air Zughor (Kota kecil yang terkenal di kota Syam)!" Mereka berkata, "mengenai apanya? Ia berkata, "Apakah masih ada airnya dan apakah penduduknya masih mengairi tanamannya dengan mata air itu?" Kami berkata,"Ya, airnya banyak dan penduduknya masih mengairi tanamannya dengan mata air tersebut." Ia berkata, "kabarkan kepadaku tentang seorang Nabi yang ummiy, apa yang telah ia lakukan?" mereka berkata,"ia telah keluar dari Makkah dan pergi ke Madinah." Ia berkata, "apakah orang-orang Arab memeranginya?" Kami berkata "Ya." Ia berkata, "Lalu apa yang ia lakukan terhadap mereka." Lalu kami mengabarkan kepadanya bahwa Nabi itu telah menguasai daerah sekitar Madinah dan ditaati." Ia berkata, "Itu sudah terjadi?" kami berkata "Ya." Ia berkata, "Sesungguhnya itu lebih baik bagi mereka untuk mentaatinya, dan sesungguhnya aku akan mengabarkan tentang diriku. Aku adalah Al Masih dan sesungguhnya sebentar lagi aku akan keluar dan mengelilingi bumi. Tidak ada satu daerah pun kecuali aku datangi selama empat puluh malam kecuali Makkah dan kota Thoyyibah (Madinah). Sebab keduanya diharamkan. Acap kali aku ingin memasuki salah satu dari kota tersebut, para malaikat menghadangku dengan menghunuskan pedangnya untuk mencegahku, dan pada setiap jalan masuk terdapat malaikat yang menjaganya."Fatimah berkata,"Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda sambil menghentakkan tongkatnya di mimbar,"kota ini adalah Thoyyibah, yakni Madinah. Bukankah aku telah menyampaikannya kepada kalian?" Orang-orang menjawab, "Ya"  (Rasulullah berkata), "Aku sungguh heran dengan hadits Tamim Ad Dari yang sesuai dengan yang aku ceritakan kepada kalian dan tentang Makkah dan Madinah. Ketahuilah bahwasanya ia berada di laut Syam atau Yaman, lalu ia keluar dari arah Timur, dari arah Timur. Beliau menunjuk  dengan tangannya ke arah Timur." Fathimah berkata, "Aku hafal kisah tersebut dari Rosulullah Shallallahu'alaihi wasallam." HR. Muslim

TANDA TANDA KIAMAT MENURUT HADITS RASULULLAH



Nabi Muhammad bersabda bahwa tanda-tanda hari kiamat yang pertama adalah wafatnya Nabi Muhammad. Sekarang, mari kita bahas tanda-tanda lainnya yang disabdakan Nabi Muhammad S.A.W. dalam berbagai riwayat.
Yang pertama, Nabi Muhammad bersabda bahwa orang-orang Badui yang bertelanjang kaki saling bersaing satu sama lain dalam membangun gedung-gedung tinggi. Coba lihatlah Dubai, Abu Dhabi, Arab Saudi, dan Bahrain. Sekitar 60 tahun yang lalu, orang-orang biasa mengirim uang ke Arab Saudi untuk membantu anak yatim dan madrasah yang ada disana. Sekarang kalian lihat orang-orang Badui ini saling bersaing untuk bisa membangun gedung tertinggi di dunia. Bahkan menurut berita akan ada enam gedung tertinggi di dunia di Dubai.




Nabi Muhammad S.A.W. juga bersabda bahwa masjid akan dihias bagaikan istana. Meskipun Nabi S.A.W. memerintahkan kesederhanaan dalam membangun masjid, namun kenyataannya masjid-masjid pada zaman sekarang semakin mewah. Orang-orang menghabiskan banyak uang untuk membangun Masjid  dengan furnitur mewah.
Nabi bersabda bahwa orang-orang tidak bisa lagi dipercaya sehingga seseorang dengan mudahnya bisa berkata "Saya tahu siapa saja orang yang dapat saya percaya di kota ini." Tidakkah kalian pikir bahwa hal ini telah terjadi pada zaman sekarang? Orang-orang begitu mudahnya melupakan janji dan berkhianat.
Nabi juga bersabda bahwa makin banyak orang-orang yang dibunuh, bahkan orang yang dibunuh tidak tahu mengapa dia dibunuh sedangkan orang yang membunuh tidak tahu mengapa dia melakukan pembunuhan. Saya pikir ini menggambarkan kondisi di beberapa kota di dunia saat ini, dimana sering terjadi baku tembak. Orang-orang tidak tahu mengapa dia ditembak. Bahkan orang-orang menembaki orang lain hanya untuk merasa jagoan atau bersenang-senang. Sering terjadi pembantaian akhir-akhir ini yang menyebabkan wanita dan anak-anak ikut terbunuh.
Nabi juga bersabda bahwa orang-orang semakin sering mempraktekkan riba. Bahkan nabi bersabda sampai-sampai tak seorang pun akan mampu melarikan diri dari riba. Semua orang akan terjerat oleh riba. Dan memang inilah kenyataan perekonomian dunia saat ini. Seluruh ekonomi dunia dipengaruhi dan dikendalikan oleh bank yang mengambil bunga. Meskipun mengambil bunga dalam Islam sangat dilarang, bahkan dalam Kekristenan sampai abad ke-16 atau 17 juga dilarang, tapi sampai saat ini, riba mengontrol ekonomi dunia dan tidak ada yang dapat melarikan diri darinya sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad 1.400 tahun yang lalu.
Nabi juga bersabda bahwa semakin banyak orang-orang yang dapat membaca dan menulis, namun sebenarnya ilmu mereka tidak ada. Bukankah ini sudah menjadi kenyataan? Semakin banyak orang dapat membaca, namun apa yang kita baca hanyalah berita sampah, tabloid gosip, dan lain-lain. Dan ilmu agama semakin ditinggalkan.
Dan inilah yang disabdakan Nabi S.A.W. bahwa ilmu agama akan ditinggalkan bukan karena hilangnya buku-buku agama. Buku-buku agama bertebaran tetapi para ulama telah hilang, sehingga hanya orang-orang bodoh yang ada. Dan masyarakat akan meminta orang-orang bodoh untuk berceramah agama sehingga mereka akan menyesatkan orang lain. Nabi bersabda: "Akan semakin banyak para pembicara namun para ulama akan semakin sedikit." Dan memang begitulah kenyataannya pada zaman sekarang. Ada banyak pembicara dan kaum intelektual, namun ulama-ulama Islam hanya ada sedikit.
Nabi Muhammad S.A.W. juga bersabda bahwa jumlah alat-alat musik akan semakin meningkat dan umat Muslim akan menghalalkannya meskipun alat-alat musik sebenarnya diharamkan. Lihatlah kenyataannya pada zaman sekarang. Hidup umat muslim zaman sekarang selalu dihiasi dengan musik. Bahkan musik telah menjadi bagian dari kehidupan umat muslim. Bahkan ada banyak orang yang menghalalkan bermain musik, meskipun larangannya sangat jelas disebutkan dalam Sahih Al-Bukhari.
Nabi Muhammad juga bersabda bahwa hubungan seksual pranikah semakin meningkat. Dan memang inilah keadaan dunia saat ini. Makin banyak poster-poster di jalan dengan gambar-gambar yang tidak senonoh. Bahkan masyarakat tradisional yang biasanya menjunjung moral yang tinggi telah terpengaruh dengan hal ini. Misalnya di negara kita sendiri, seks pranikah semakin meningkat disini. Bahkan di negara-negara Muslim, hal-hal berbau pornografi juga semakin meningkat.
Nabi Muhammad juga bersabda bahwa akan muncul suatu penyakit yang belum pernah ada sebelumnya. Bukankah penyakit itu sudah muncul sekarang? Penyakit A.I.D.S. sebelumnya belum pernah ada. Penyakit ini baru saja ada setelah orang-orang sering terlibat dalam hubungan seksual yang diharamkan.
Nabi bersabda bahwa wanita berpakaian seperti orang yang telanjang. Coba kita lihat pakaian wanita-wanita pada zaman sekarang. Pakaian mereka begitu ketat, memperlihatkan setiap lekuk tubuh. Sedangkan pakaian seperti ini tidak ada di zaman Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad juga bersabda bahwa orang paling tercela dan paling bodoh akan menjadi pemimpin. Dan jika kita melihat beberapa pemimpin dunia saat ini, bahkan di beberapa negara adidaya tampaknya hal ini telah terjadi persis seperti sabda Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad juga menyebutkan bahwa seorang pria lebih patuh pada istrinya dan tidak patuh kepada ibunya, dan ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Dia lebih mendengarkan teman-temannya daripada mendengarkan ayahnya.
Nabi Muhammad juga bersabda bahwa para pria akan memakai emas dan sutra dan mereka menghalalkannya. Padahal Nabi Muhammad mengharamkannya.
Nabi Muhammad juga bernubuat bahwa orang-orang akan meninggalkan agama Islam hanya untuk kepentingan duniawi. Berpegang teguh pada agama bagaikan memegang dua bara panas. Ini berarti iman mereka sangat-sangat lemah.
Beberapa nubuat di atas hanyalah sebagian kecil dari nubuat-nubuat Nabi Muhammad. Masih banyak tanda-tanda hari kiamat lainnya, namun karena terbatasnya waktu, maka kita tidak bisa membahas semuanya.  
SEMOGA BESMANFAAT...





TUNTUNANAN KEHIDUPAN SEHARI HARI

Tuntunan Rasulullah S.A.W Untuk Kehidupan Keseharian Kita


Hendaknya kita selalu menjaga Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di dalam kehidupan kita, semoga Allah yang Maha Agung mengkaruniakan kita kecintaan dan kerinduan kepada Rasulullah S.a.w, dan kita menjalankan sunnahnya dengan penuh ketulusan, karena dalam keadaan cinta kepada Beliau S.a.w.

Kaum muslimin dan muslimat tanpa terkecuali tentunya sangat ingin untuk mengikuti semua tuntunan Nabinya, berikut sedikit di antara Sunnah-sunnah Nabi S.a.w yang dapat kita terapkan langsung dalam keseharian kita:

Mendahulukan yang Kanan

Dari Sayyidina Ali R.a, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: "Apabila seseorang di antara kalian memakai sandal, hendaknya ia mendahulukan kaki kanan, dan apabila melepas, hendaknya ia mendahulukan kaki kiri, jadi kaki kananlah yang pertama kali memakai sandal dan terakhir melepaskannya.". (Muttafaq Alaihi).

Dari Sayyidatina Aisyah R.a: "Bahwa Nabi S.a.w menyukai memulai dengan bagian yang kanan, dalam memakai sandalnya, dalam menyisir rambutnya, dalam bersucinya, dan dalam gerak-geriknya". (Shahih Bukhari).

Amru bin Abu Salamah R.a menceritakan bahwa suatu hari, sewaktu dirinya masih kecil, ia tengah berada di pangkuan Rasulullah S.a.w, dan saat itu jamuan makanan sedang dihidangkan. Ketika tangannya hendak meraih salah satu makanan dalam piring besar tersebut, Rasulullah S.a.w berkata kepada dia: ”Nak, ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang ada di hadapanmu.”.

Abu Hurairah R.a mengatakan bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: "Jika kamu berpakaian atau berwudhu, hendaknya mendahulukan anggota badan sebelah kanan.". (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Dari Ibnu Umar R.a, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: "Apabila seseorang di antara kalian makan hendaknya ia makan dengan tangan kanan dan minum hendaknya ia minum dengan tangan kanan, karena sesungguhnya setan itu makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.". (Riwayat Muslim).

Rasulullah S.a.w dalam banyak perbuatannya senantiasa mendahulukan bagian anggota yang kanan, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani menyebutkan dengan menukil ucapan Al Imam An Nawawi bahwa ucapan Beliau S.a.w: " وفي شأنه كله (dalam segala perbuatannya)", menunjukkan kalimat ‘aam makhsuus (kalimat umum yang dikhususkan), yang mana tidak semua perbuatan yang Beliau S.a.w kerjakan dimulai dari anggota yang kanan, sebagaimana banyak perbuatan yang Beliau mulai dengan anggota yang kiri, seperti ketika masuk ke dalam kamar mandi, atau ketika keluar dari masjid, dan lainnya.

Senyum dan Salam (Mengucapkan dan Menjawab)

Jangan sekali-kali meremehkan sesuatu perbuatan baik, walaupun hanya sekedar senyuman. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:


وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ

Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.” (HR Abu Daud no. 4084).

Dari Abu Dzar R.a, dia berkata, Rasulullah S.a.w bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu(sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i R.a dia berkata, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.”. (HR. Tirmidzi).

Dari Jarir bin Abdillah R.a dia berkata, “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah S.a.w tidak pernah menolak aku untuk duduk bersama Beliau. dan tidaklah Beliau melihatku kecuali Beliau tersenyum kepadaku.”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Mengucapkan salam, hukumnya adalah sunnah, sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Ucapan Assalamu ‘Alaikum atau lengkapnya Assalamu ’Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, yang artinya “Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu”, yang diucapkan sesama muslim, adalah sunnah Nabi Muhammad S.a.w. Adapun jawabannya adalah Wa ’Alaikumus salaam, atau lengkapnya Wa ’Alaikumus Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh.

Kita sangat dianjurkannya kita untuk mengucapankan salam antara sesama muslim, sebagaimana hadist Nabi Muhammad S.a.w, berikut:

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah R.a, Rasulullah S.a.w bersabda, "Kamu tidak dapat memasuki surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sebelum kamu berkasih sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang, jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih sayang di antara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal.". (HR Muslim).

Abu Umammah R.a meriwayatkan, Rasulullah S.a.w bersabda, ”Orang yang lebih dekat kepada Allah S.w.t adalah yang lebih dahulu memberi salam.”. (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi).

Hadist riwayat Abu Hurairah R.a, ia berkata: Rasulullah S.a.w. bersabda: "Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jama'ah yang beranggota lebih banyak". (Shahih Muslim No.4019).

Hadist riwayat Abu Hurairah R.a, ia berkata: Rasulullah S.a.w bersabda: "Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah". (Shahih Muslim no. 4022).

Hadis riwayat Anas bin Malik R.a: Rasulullah S.a.w pernah melewati anak-anak, lalu Beliau mengucapkan salam kepada mereka. (Shahih Muslim no. 4031).

Makan dan Minum dalam Keadaan Duduk

Rasulullah S.a.w bersabda: “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan.”. (HR. Muslim no. 2026).

“Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek.”(HR. Muslim no. 2024).

Menyambung Silaturrahmi (Kepada Kerabat, Teman, Tetangga, dst)

Hadist riwayat Anas bin Malik R.a, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah S.a.w bersabda:"Barang siapa yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi)". (Shahih Muslim no. 4638).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Tidak ada dosa yang Allah cepatkan adzabnya kepada pelakunya di dunia ini di samping adzab yang telah Dia sediakan untuknya di akhirat daripada berlaku dzalim dan memutuskan silaturrahmi". (al-Adab al-Mufrad, No. 29).

Memenuhi Undangan dan Menjenguk Orang Sakit

Hadis riwayat Ibnu Umar R.a, ia berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: "Apabila seorang di antara kamu diundang untuk menghadiri pesta perkawinan, maka hendaklah ia menghadirinya". (Shahih Muslim No. 2574)

Hadis riwayat Abu Hurairah R.a, ia berkata: Rasulullah S.a.w bersabda: "Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah". (Shahih Muslim no. 4022)
Shalat Tahajjud

Kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya.

Nabi S.a.w bersabda, “Laku­kanlah oleh kalian shalat malam, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, pendekat­an diri kepada Allah Ta`ala, pencegah dari dosa, penghapus segala kesalahan, dan penolak penyakit dari tubuh.”.

Beliau S.a.w juga bersabda, “Dua raka'at di tengah malam yang dilakukan oleh se­orang anak Adam  lebih baik daripada dunia dan seisinya. Dan jika saja tidak memberatkan umatku, niscaya aku me­wajibkan dua raka'at shalat malam ter­sebut kepada mereka.”.

Diriwayatkan bahwa Allah membang­gakan orang-orang yang melakukan shalat malam kepada para malaikat. Allah S.w.t berfirman: “Lihatlah hamba-hamba-Ku. Sungguh mereka telah melakukan shalat di kegelapan malam, sehingga tidak ada yang melihat mereka selain Aku. Aku bersaksi kepada kalian bahwasanya Aku mempersilakan mereka me­nempati negeri kemuliaan-Ku.”.

Kemudian setelah shalat, mohon ampunlah untuk kaum muslimin dan muslimat, mukminin mukminat (orang-orang beriman, laki-laki dan perempuan). Nabi S.a.w ber­sabda, “Barang siapa memohonkan ampunan kepada Allah bagi orang-orang beriman laki-laki dan perempuan, nis­caya, dari setiap orang beriman laki-laki dan perempuan, Allah menuliskan bagi­nya satu kebaikan.”.

Membaca Al-Qur’an.

Al Quran merupakan kitab suci sempurna yang mengulas berbagai aspek kehidupan. Sebelum terbit matahari, alangkah baiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu sebelum melihat dunia, sebaiknya dengan penuh penghayatan.

Allah S.w.t berfirman: "Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa". (QS Al-Baqarah [2]: 2).

"Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman". (QS Al-‘Ankabut [29]: 51).

Tak hanya bernilai ibadah, tetapi bagi pembaca Al-Quran keadaan mereka dikatakan oleh Nabi S.a.w: "Rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Quran akan terlihat penduduk langit sebagaimana penduduk bumi melihat gemerlap bintang-gemintang di langit.". (HR Baihaqi). Sedangkan bagi orang yang malas membaca Al-Quran, Rasulullah S.a.w memperingatkan: "Sungguh, orang yang di dalam hatinya tidak terdapat sesuatu pun dari Al-Quran, bagaikan rumah yang sepi(menyeramkan)". (HR Turmudzi).

Shalat Berjama'ah di Masjid

Islam tidak lepas dari konteks kehidupan berjama'ah, bahkan ada hukum yang secara langsung berkaitan dengan jama'ah, seperti shalat, puasa Ramadhan, ibadah haji, jihad fi sabilillah, dan juga dakwah.

Rasulullah S.a.w bersabda: "Tidaklah tiga orang yang berdiam di suatu kota atau suatu desa yang di antara mereka tidak ditegakkan salat jamaah, melainkan setan telah menguasai mereka. Oleh karena itu, engkau wajib berjamaah. Sebab, sesungguhnya serigala itu hanyalah akan memangsa kambing yang sendirian.". (HR Abu Dawud, Nasai, Ahmad, dan Hakim).

Dalam syariat Islam, diberikan penghargaan yang sangat tinggi bagi yang melaksanakan shalat lima waktu secara berjama'ah, yaitu 25 atau 27 kali shalat sendirian di rumahnya. Shalat Isya berjama'ah di masjid diberi ganjaran setengah pahala shalat malam. Shalat Subuh berjama'ah di masjid diganjar seperti pahala shalat tahajjud sepanjang malam.

Rasulullah S.a.w pernah bersabda: "Sesungguhnya Shalat Subuh dan dan Shalat Isya’ secara berjama'ah di masjid sangat sulit dikerjakan oleh orang-orang yang munafik". Maukah gelar ini melekat pada diri kita? ..Tentu tidak, maka marilah kita bangun di waktu fajar untuk melaksanakan perintah Allah S.w.t.

Sebelum melangkah ke mana pun, langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin, tetapi panggilan Allah S.w.t yang menyeru kepada orang beriman untuk memakmurkan masjid-Nya.

"Siapa saja yang melangkahkan kaki menuju masjid untuk shalat berjama'ah, pada setiap langkahnya itu satu dosa dihapuskan dan satu derajatnya ditinggikan" (HR Al-Khamsah dari Abu Hurairah R.a).

Allah S.w.t akan mengubah apa yang terjadi di muka bumi ini dari kegelapan menjadi keadilan, dari kerusakan menuju kebaikan. Semua itu terjadi pada waktu yang mulia, ialah waktu Subuh. Berhati-hatilah, jangan sampai tertidur pada saat yang mulia ini. Allah S.w.t akan memberikan jaminan kepada orang yang menjaga shalat Subuhnya, yaitu terbebas dari siksa neraka jahanam.

Diriwayatkan dari Ammarah bin Ruwainah R.a, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah S.a.w bersabda: "Tidak akan masuk neraka, orang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari". (HR Muslim).

Shalat Subuh merupakan hadiah dari Allah S.w.t. Hadiah ini tidak diberikan, kecuali kepada orang-orang yang taat lagi bertaubat. Hati yang gemar kemaksiatan, bagaimana mungkin akan bangun untuk shalat Shubuh. Orang munafik tidak mengetahui kebaikan yang terkandung dalam shalat Subuh berjama'ah di masjid. Sekiranya mereka mengetahui kebaikan yang ada di dalamnya, niscaya mereka akan pergi ke masjid, bagaimanapun kondisinya, seperti sabda Rasulullah S.a.w,"Maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak".

Betapa beruntungnya orang membiasakan dalam melaksanakan kewajiban shalat dengan berjama'ah dan betapa ruginya orang yang melalaikannya. Masjid dan shalat berjama'ah merupakan media bagi persatuan dan kesatuan umat Islam, yang dapat mewujudkan persaudaraan lahir bathin diantara sesama muslim.

Shalat Dhuha

Ada banyak keutamaan dibalik shalat Dhuha, pelakunya diampuni dosanya, rezekinya diluaskan sepanjang hari dan dimasukkan ke dalam surga melalui sebuah pintu khusus, pintu Dhuha. Allah mencukupi rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat raka'at dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan mencukupimu di akhir harimu.”. (HR. Abu Darda`). Bahkan, siapa saja yang mengerjakan shalat Dhuha secara istiqamah, pahalanya dapat menyamai pahala ibadah haji.

Dengan menunaikan shalat Dhuha, kita sedang memberikan makna yang luhur atas pekerjaan dan tugas sehari-hari yang akan kita selesaikan. Kita bekerja juga merupakan sebuah tugas mulia dan semestinya dimulai dengan mengingat Allah S.w.t, agar keberkahan dan semangat melewati proses kerja dilimpahkan oleh-Nya. Sebab, dengan shalat Dhuha, kita memohon kepada-Nya untuk menjadi Pelindung. Siapa yang menunaikan shalat Dhuha akan tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah S.w.t. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.”. (HR Hakim).

Dari Abu Dzarr R.a, ia berkata: Rasulullah S.a.w bersabda: “Setiap pagi, pada ruas tulang kalian terdapat sedekah, setiap ucapan tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap ucapan tahmid(Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap ucapan tahlil (Laa Ilaha illallah) adalah sedekah, setiap ucapan takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, memerintah kebaikan adalah sedekah, mencegah perkara mungkar adalah sedekah, dan dua raka’at yang dikerjakan seseorang dalam shalat Dhuha telah mencakup semuanya.”. (HR.Muslim).

Sedekah (setiap hari)

Sedekah termasuk amalan yang bersifat al-muta’ddiyah (sosial), artinya manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang yang mengerjakannya, namun juga dirasakan oleh banyak orang lain. Allah S.w.t menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat-Nya selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.

Sedekah memiliki banyak keutamaan, (terutama yang dilakukan pada bulan Ramadhan). Di antara keutamaan sedekah adalah menyucikan diri dari dosa-dosa kecil, menunjukkan rasa syukur, menghilangkan sifat kikir pada diri seseorang, 'membersihkan' harta yang dimiliki, dan membantu meringankan beban kaum dhuafa.

Allah S.w.t berfirman: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS Al-Baqarah [2]: 261).

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari tentang salah seorang wanita bertanya kepada Rasul S.a.w,“Wahai Rasulullah, aku punya harta yang lebih, boleh tidak aku sedekahkan pada suamiku dan anakku? boleh tidak sedekah kepada kerabat sendiri?”, maka Rasul S.a.w menjawab: “Untukmu dua pahala, yang pertama kau dapat pahala shadaqah dan yang kedua kau dapat pahala menyambung silaturahmi dengan kerabatmu".

Sering dipertanyakan, mana yang lebih didahulukan, umum atau keluarga sendiri?. Justru keluarga sendiri dulu, baru orang lain. Bahkan kepada keluarga sendiri, kata Rasul S.a.w, ada dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala menyambung kekerabatan. Demikian indahnya tuntunan Nabiyyuna Muhammad S.a.w.

Untuk sedekah dalam bentuk materi tentunya kita semua telah banyak memahaminya, namun perlu juga kita sadari bahwa sedekah tidaklah semata-mata dalam bentuk materi (harta atau benda), sebagaimana hadist berikut, Dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah R.a, ia bertanya kepada Rasulullah S.a.w: “Amal apakah yang paling utama?”, Beliau S.a.w menjawab: “Iman kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya.” Saya bertanya: “Memerdekakan budak yang bagaimana yang paling utama?” Beliau S.a.w menjawab: “Memerdekakan budak ketika sangat disayang oleh tuannya dan yang paling mahal harganya.” Saya bertanya: “Seandainya saya tidak mampu berbuat yang sedemikian, lalu bagaimana?” Beliau S.a.w menjawab: “Kamu membantu orang yang bekerja atau kamu menyibukkan diri agar hidupmu tidak sia-sia.” Saya bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika saya tidak mampu melakukan sebagian pekerjaan itu?” Beliau S.a.w menjawab:“Janganlah kamu berbuat kejahatan kepada sesama manusia, karena sesungguhnya yang demikian itu termasuk sedekah untuk dirimu.”. (HR.Bukhari dan Muslim).

Sedekah tidak selalu berati pemberian materi, namun juga bisa bermakna pemberian yang bersifat non-materi, semisal, membantu orang lain, menyingkirkan duri di jalan, berbicara dengan bahasa yang santun dan sopan, dan lain-lain. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah R.a, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda, “Setiap anggota badan manusia diwajibkan bersedekah setiap harinya selama matahari masih terbit; kamu mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah; kamu menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah; setiap langkah kakimu menuju tempat shalat juga dihitung sedekah, dan menyingkirkan duri dari jalan adalah sedekah.”. (HR Bukhari dan Muslim).

Apabila kita kurang mampu untuk melakukan sedekah materi, minimal kita menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat semisal membantu orang lain yang bekerja, dan senantiasa pula kita menahan diri untuk tidak menganggu orang lain, karena secara tidak langsung, yang demikian adalah memberi (sedekah) kenyamanan dan menjaga kesalamatan orang banyak.

Berbeda dengan zakat yang biasa dilakukan secara terbuka agar menjadi nasehat (yakni dilihat dan ditiru) bagi orang lain, sedekah lebih utama jika dikeluarkan secara diam-diam. dan juga pada prakteknya, menolak dengan kata-kata yang halus lebih baik daripada memberi tapi dibarengi bentakan atau menghardik yang dapat menyakiti hati penerima. Jauhilah sifat kikir dan hiasilah diri anda dengan akhlak dan watak penderma yang gemar memberi dan menolong, Rasulullah S.a.w bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.”. (HR Ath-Thabarani).

Jaga Wudhu (terus menerus).

Allah S.w.t menyayangi hamba yang berwudhu. Sayyidina Ali bin Abu Thalib K.w berkata: “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, "Ampuni dosa dan sayangi dia Ya Allah”.

Diriwayatkan dari Nabi S.a.w bahwa­sanya Beliau bersabda, ”Barang siapa hendak tidur dan ingin terbangun di waktu tertentu, hendaknya ia tidur dalam kondisi berwudhu, dan ketika hendak tidur membaca ayat (Al-Kahfi ayat110), lalu mengusap dadanya dengan tangan kirinya dan mengucapkan Allahumma nabihni fi waqti kadza atau fi sa`ati kadza (Ya Allah, bangunkan aku di waktu ini.. atau di jam sekian..). Maka ia akan terba­ngun di waktu tersebut dengan pasti.”.

Rasulullah S.a.w bersabda: “Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci (berwudhu) maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci’.”. (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar R.a).

Selain berdampak kepada kebersihan lahir (tubuh), wudhu juga berdampak pada kesehatan bathiniah seseorang, dimana dengan berwudhu dapat menjadi sebab hadirnya ketentraman hati dan ketenangan jiwa. Basuhan dan siraman air wudhu akan meredam emosi seseorang yang sedang panas terbakar amarah. Rasulullah S.a.w bersabda, “Sesungguhnya kemarahan itu berasal dari syaitan, dan syaitan tercipta dari api. Dan sesungguhnya api itu dapat dipadamkan dengan air. Jika salah seorang di antara kalian marah, maka berwudhulah.”. (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Istighfar (setiap saat)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ”Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya setiap hari sebanyak seratus kali”. (Riwayat Al Bukhari dalam Adab Al Mufrad dan dihasankan oleh Al Hafidz As Suyuthiy). Al Hafidz Al Ala’iy menjelaskan bahwa maksud taubat pada hadits tersebut adalah taubat istighfar, yang mana Rasulullah S.a.w banyak melakukannya.

Istighfar bukanlah sekedar ucapan dzikir belaka, tetapi di dalamnya terkandung nilai ibadah yang begitu besar, sebagaimana sabda Rasulullah S.a.w: "Tidaklah tergolong orang berdosa, orang yang selalu beristighfar meskipun dia mengulangi perbuatan dosanya sebanyak 70 kali dalam sehari.". (HR Tirmidzi).

Tsauban R.a berkata, "Rasulullah S.a.w jika selesai shalat mengucap 'Astaghfirullah' tiga kali, kemudian mengucap 'Allahumma Antassalam wa Minkassalam Tabarakta ya Dzaljalali wal ikram' (Ya Allah, Engkaulah Salam dan dari-Mu semua keselamatan, Maha Mulia Engkau Tuhan yang Maha Besar dan Maha Terhormat).". (HR Muslim).

Dengan istighfar, masalah yang terjadi karena dosa kita, akan dijauhkan oleh Allah S.w.t.

Bershalawat Kepada Nabi S.A.W

Suatu ketika sahabat Ubay bin Ka’ab R.a bertanya kepada Rasulullah S.a.w, “Wahai Rasulullah, berapa banyak saya harus mengucapkan shalawat untukmu?” Rasulullah menjawab, “Sesukamu.”. Pada akhirnya Ubay berkata: "Wahai Rasulullah, saya akan menjadikan seluruh waktuku untuk bershalawat kepadamu", maka Rasulullah S.a.w bersabda: "Karena itu, seluruh dosa-dosamu akan diampuni dan semua kesedihanmu akan dihilangkan (yakni tercukupi semua kebutuhan, dan diberi jalan keluar atas segala masalah). (HR Tirmidzi 2457. Hasan Shahih).

Jadi, makin banyak kita bershalawat kepada Nabi, maka akan semakin bagus. Ini adalah jaminandari Rasulullah S.a.w.

Siti Aisyah R.a pernah bertanya kepada Rasulullah S.a.w, “Siapakah yang tidak akan melihatmu pada hari kiamat?” Jawab Rasulullah S.a.w: “Orang yang bakhil (pelit). Siti Aisyah bertanya lagi:“Siapakah orang yang bakhil itu?” Jawab Baginda S.a.w: “Orang yang ketika disebut namaku di depannya, dia tidak mengucap shalawat ke atasku.”.

Shalawat kepada Nabi Muhammad S.a.w menjanjikan pahala yang sangat besar. Rasulullah S.a.w bersabda, "Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat (melimpahkan rahmat) kepadanya sepuluh kali". (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i dan Ahmad).

Satu shalawat-Nya Allah untuk hamba sudah pasti jauh lebih baik dari pada dunia beserta isinya..!!. Siapa yang bershalawat kepada Nabi sewaktu duduk, ia akan diampuni sebelum berdiri dan siapa yang bershalawat kepada Beliau S.a.w sewaktu hendak tidur, ia akan diampuni sebelum bangun. Shalawat merupakan guru bagi mereka yang tak memiliki guru, karenanya shalawat tidak butuh guru maupun khusyu dalam membacanya, tetapi akan lebih sempurna jika diucapkan dengan hati yang khusyu.

"Bahkan Riya' (mengharapkan pujian manusia) pun tidak dapat menghapuskan pahala shalawat"

(Baca juga: Berkah Shalawat Kepada Nabi S.A.W)

Wal Akhir, perlu kita ingat dalam menjalankan sunnah terdapat perbedaan antara i'tiba(mengikuti) dan mahabbah (mencintai), bahwa menjalankan sunnah Nabi S.a.w janganlah hanya pada dhohirnya (gerak-gerik) saja yaitu mengikuti Nabi Muhammad S.a.w yang tanpa dibarengi'ruh mengikuti', dan ruh mengikuti itu adalah cinta (mahabbah) kepada Nabi Muhammad S.a.w. Alangkah banyaknya kelalaian kita akan ruh mengikuti ini. Mengikuti Nabi Muhammad S.a.w belum tentu cinta akan tetapi yang mencintai Nabi Muhammad S.a.w pasti akan patuh dan mengikuti (i'tiba) Rasulullah Nabi Muhammad S.a.w.

Jagalah selalu sunnah-sunnah baginda Nabi besar Muhammad S.a.w

Allahuma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad wa 'Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallim

Wassalam